Youtuber Ferdian Paleka kini mendekam ditahanan polisi. Ia ditangkap polisi akibat kasus prank sembako isi sampah yang ia berikan terhadap waria di Kota Bandung. Sejak konten nge prank ini viral, Ferdian Paleka pun tak luput sorotan di dunia maya.
Foto foto dan cuplikan videonya bertebaran di media sosial sehingga menuai reaksi negatif dari warganet. Perbuatan dan tingkah Youtuber asal Bandung ini mendapatkan kecaman. Ia dinilai membuat konten prank yang tak pantas saat kondisi Indonesia tengah dilanda pandemi corona. Selain video prank sampah, ada pula video lain yang tersebar yaitu video Ferdian yang melakukan permintaan maaf.
Video tersebut beredar luas di akun akun media sosial. Mulai dari Twitter hingga Instagram. Pada video tersebut, ia menyebut meminta maaf, tapi ternyata bohong. “Saya pribadi meminta maaf atas kelakuan saya yang itu. Tapi bohong ya," katanya.
Kata kata ' Tapi Bohong ' yang diucapkan Ferdian dalam video itu mencuri perhatian Kini, setelah berita penangkapan Youtuber tersebut beredar, kata kata itu menjadi viral Ferdian Paleka ditangkap polisi. Ada fakta lain terungkap mengenai penangkapan Youtuber asal Baleendah, Kabupaten Bandung tersebut.
Ternyata, sempat terjadi aksi kejar kejaran antara petugas kepolisian dengan Youtuber Ferdian Paleka. Aksi itu terjadi di Tol Tangerang Merak pada Jumat (8/5/2020). Telah diberitakan sebelumnya, Youtuber Ferdian Paleka yang viral karena tindakan tak terpujinya itu berhasil ditangkap oleh tim gabungan Polda Jabar dan PJR dini hari tadi.
Kanit PJR Bitung Ditgakkum Korlantas Polri, Ipda Giyarto membeberkan sempat terjadi aksi kejar kejaran antara petugas dengan Ferdian Paleka. Saat berhasil diberhentikan, Ferdian dan beberapa rekannya langsung digiring ke Polsek Tangerang untuk diamankan sementara menggunakan borgol. "Kita diminta bantuan oleh tim Reskrimum Polda Jabar untuk melakukan pengejaran terhadap terduga tersangka tersebut. Jadi penangkapan dan pengejaran dilakukan bersama," ujar Giyanto.
Selama empat hari kabur, Ferdian Paleka berada di Palembang. Ia ditangkap di Jalan Tol Merak Jakarta. Penangkapan berlangsung dramatis pada Jumat (8/5/2020), sesaat ketika mobil yang ditumpanginya keluar dari Pelabuhan Merak
Polisi mengejarnya dan menghentikan mobil itu di ruas Tol Merak Jakarta. Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Saptono Erlangga mengatakan, pihaknya telah berhasil menangkap YouTuber Ferdian Paleka yang terlibat kasus video viral prank sembako berisi sampah, Jumat (08/05/2020) dini hari. "Tadi dini hari 00.30 WIB Gabungan Jatanras Polda Jawa Barat dan Jatanras Polrestabes Bandung telah mengamankan sudara F dan A dari pelariannya," kata Saptono Erlangga saat dihubungi Kompas.com, Jumat pagi.
Saptono menjelaskan, Ferdian Paleka ditangkap di KM 19 Tol Merak Jakarta. "Baru dari pelarian, dari Palembang mau menuju Bandung. Kita amankan di KM 19 daerah Balaraja, Tangerang," ungkapnya. Saptono mengatakan, tidak ada perlawanan dari Ferdian saat ditangkap.
"Dia ke Palembang setelah membuat video (pada) hari Jumat (pekan lalu). Viral, baru kemudian hari Sabtunya (berada) di Palembang. Saat ini masih kita periksa di Reskrimum Polda Jawa Barat," ungkapnya. Polisi menduga ada keterlibatan orangtua yang membantu Ferdian Paleka kabur. Sedan yang digunakan pelaku disita dari orangtuanya. Mobil tersebut sudah diamankan di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Selasa (5/5/2020).
"Jadi setelah tim kami melakukan penyelidikan, kami mendapat informasi ada yang melihat mobil yang digunakan pelaku di Cileungsi, Bogor. Tim kami membuntuti dan saat hendak akan menangkap, ternyata orang tua dari saudara F," ujar Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Galih Indragiri di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Rabu (6/5/2020). Polisi pun terkejut saat hendak menangkap Ferdian di dalam mobilnya, ternyata bukan Ferdian, melainkan orang tuanya. Saat itu, orang tuanya langsung dimintai keterangan.
"Menurut keterangan bersangkutan, tidak menyampaikan spesifik. Intinya orang tua tetap melindungi anaknya dan tidak memberitahukan keberadaan anaknya. Untuk orang tua masih saksi, kami periksa intensif terkait apa yang dia ketahui terkait apa yang anaknya lakukan," kata dia. Sejauh ini, orang tua yang mengamankan Ferdian tidak kooperatif. Mobil itu sendiri dibeli oleh Ferdian dan dikuasai orang tuanya. Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Saptono Erlangga mengatakan, pihaknya berhasil menangkap Ferdian setelah melakukan pengintaian dan penyelidikan kepada Ayah dari Ferdian yang diketahui berinisial H.
"Kita melakukan penyelidikan kepada orangtuanya, kita tahu dia akan menjemput Ferdian," kata Saptono saat dihubungi Kompas.com, Jumat pagi. Polisi intai ayah dan paman Lebih lanjut Saptono menjelaskan, dari hasil pengintaian, H diketahui akan menjemput Ferdian di Pelabuhan Merak, Banten. Ferdian diketahui sempat bersembunyi di daerah Palembang. "Dijemput di Pelabuhan Merak. Kemudian dari pelabuhan kita ikuti (hingga ditangkap di KM 19 Tol Merak Jakarta)," ungkapnya.
"Pada saat dilakukan penangkapan dua orang DPO dia bersama sama dengan ayahnya dan kakak ayahnya berinisial J yang sebelumnya telah melakukan penjemputan tersangka di Pelabuhan Merak," jelasnya. Setelah ikut ditangkap, ayah dari Ferdian yang diketahui berinisial H juga akan ikut diperiksa. Saptono belum bisa memastikan apakah orangtua Ferdian akan ikut masuk bui atau tidak.
Komunitas transgender atau waria Kota Bandung yang tergabung dalam Srikandi Pasundan mendampingi korban mendatangi Satreskrim Polrestabes Bandung, Jalan Jawa, Senin (4/5/2020) dini hari. "Malam ini kami ke sini (Polrestabes Bandung) untuk melaporkan video yang viral. Korban prank ada empat orang. Kami teman teman waria Bandung support teman teman yang jadi korban. Empat korban itu yang ada di video," ujar Abel, perwakilan empat korban. Peristiwa pembagian dus itu terjadi di Jalan Ibrahim Adjie pada Kamis (30/5/2020) dini hari.
"Kami dari Srikandi Pasundan yang mendampingi dan mendukung empat orang rekan kami yang jadi korban, menerima bingkisan berisi batu dan sampah," kata Abel. Abel mengatakan, beredarnya video itu membuat sakit hati banyak orang termasuk teman teman transgender. Apalagi, perbuatan itu dilakukan di tengah keprihatinan warga di tengah kesulitan di masa pandemi virus corona.
"Mereka sakit hati. Saya yang tidak di TKP merasa sangat sedih karena di saat pandemi virus corona, sebungkus nasi berarti dan setelah dibuka teman teman saya, isinya sampah, batu. Harapan saya segera tertangkap pelakunya dan dia jera bikin konten mendiskriminasi transgender di Indonesia," ujarnya. Empat korban prank itu saat kejadian sedang berada di Jalan Ibrahim Adjie. Awalnya, mereka enggak menyangka pemberian bantuan prank itu bakal se viral ini.
Mereka kemudian berbagi cerita dengan rekan rekannya di komunitas itu. "Untung mereka kenal dengan komunitas. Sebelum mereka share ke yang lain, mereka share ke kami. Bukannya apa apa, dengan gender kami ini, ke mana kami harus ngadu, terkadang bikin aduan pun suka disalahin," ucap dia. Dari empat korban, dua di antaranya berusia 40 dan 50 tahun yakni Sani dan Dini.
Sani sehari hari bekerja di sebuah karaoke namun saat tempat karokenya tutup di tengah pandemi, ia kembali ke jalan. Lalu Dini, sehari hari tidak ada pekerjaan tetap. Lalu ada Luna dan Pipiw, masing masing berusia 25 dan 30 tahun.
Pipiw, sehari hari bekerja sebagai stylish di sebuah salon. (Widya Lestari)