Tidak banyak yang tahu jika PT Jasa Marga (Persero) Tbk, melalui kelompok usahanya PT Jasamarga Tollroad Maintenance (JMTM), telah mengoperasikan mobil pintar yang dinamakan Hawkeye 2000 sejak tahun 2018. Hawkeye 2000 merupakan mobil berwujud produksi Australian Road Research Board (ARRB) menggunakan basis van Hyundai H 1. Mobil ini dioperasikan untuk keperluan survei kondisi jalan. Sistem pengoperasiannya melalui integrasi dari beberapa peralatan sensor yang spesifik dalam mendapatkan data karakteristik dan kondisi elemen jalan.
Direktur Utama PT JMTM Rudy Hardiansyah menjelaskan, sejak pertama digunakan pada 2008 hingga saat ini, Hawkeye 2000 telah mengolah data kondisi 626 Km jalan tol yang dikelola Jasa Marga Group dan 10.100 Km jalan nasional. Diantaranya adalah jalan nasional Wilayah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur. "Dalam pengumpulan data, mobil Hawkeye 2000 akan menyusuri jalan, baik jalan tol maupun jalan nasional, dengan kecepatan minimal 30 Km/jam dan maksimal 100 Km/jam serta dikawal oleh satu kendaraan di belakangnya yang berfungsi untuk melakukan pengamanan lajur untuk Kendaraan Hawkeye," ungkapnya.
Rudy menambahkan, van pintar ini juga dilengkapi berbagai peralatan sensor penangkap data aset dan kondisi elemen jalan, misalnya Global Positioning System (GPS) and Differential GPS, Laser Profiler, Auto Crack Detection Profiler, Gipsitrec Geometry, Distance Measurement Instrument, dan Asset Cameras. Kendaraan ini juga didukung oleh Software Hawkeye Processing Toolkit yang bisa mengeluarkan sejumlah data. "Hawkeye 2000 digunakan untuk dapat menghasilkan nilai kondisi jalan, seperti nilai ketidakrataan atau International Roughness Index (IRI) dan nilai kerusakan permukaan melalui Surface Distress Index," jelas Rudy.
Data tersebut digunakan untuk kegiatan analisa kondisi jalan dalam rangka memastikan pemenuhan parameter standar pelayanan minimal dan penentuan program perbaikan jalan. Hebatnya lagi, Hawkeye 2000 digunakan untuk menghasilkan output variable elemen geometrik jalan dan aset jalan yang dapat juga dimanfaatkan untuk penentuan tingkat kinerja keselamatan jalan dan blackspot. Asyik ya?