Empat gadis muda ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan sopir taksi online. Keempat tersangka diketahui berinisial Iki (15), KS alias Risma (18), TGC alias Sela (19), AS alias Riska (18). Satu tersangka, Sela mengungkapkan bagaimana awal mula peristiwa itu terjadi.
Diketahui sebelumnya, jasad sopir taksi online beridentitas Samiyo Basuki (60) ditemukan di Pengalengan, Jawa Barat pada akhir Maret 2020 lalu. Setelah dilakukan penyelidikan, polisi berhasil mengamankan tersangka pembunuhan tersebut yang tidak lain adalah empat gadis muda itu. Otak di balik pembunuhan itu disebut sebut gadis di bawah umur.
Terkait hal itu, Sela pun memberikan kesaksiannya. Sela mengatakan bahwa awalnya ia pergi dari Bekasi bersama Iki. Mereka berencana pergi menemui tersangka KS di Pengalengan.
"Rencananya ke pangalengan ketemu (KS) alias Risma (18)," ujar Sela, di Mapolresta Bandung, yang berada di Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat (1/5/2020). Saat itu, ia mengaku tidak tahu pasti maksud Iki mengajaknya ke Pengalengan. Namun, kata dia, Iki mengaku hanya ingin bertemu dengan KS.
Hingga akhirnya mereka pun sepakat untuk pergi ke Pengalengan. Sebelum itu, mereka lebih dulu menjemput tersangka AS di Jonggol. "Di jalan iki ngomong, dia punya niat jahat mau ngebunuh, tapi kirain saya cuman bercanda. Dia punya niat ngebunuh, saya bilang jangan, kirain bercanda," kata Sela.
Sela melanjutkan bahwa saat itu Iki mengatakan jika uang untuk membayar ongkos taksi online itu ada di temannya di Bandung. Sehingga, Iki akan membayarnya setibanya di Bandung. "Dia (Iki) gak bilang kalau gak ada uang, dia hanya bilang ke Risma," ungkapnya sambil tertunduk.
Menurut kesaksiannya, Iki sudah ada niat membunuh sang sopir sejak awal. "Dieksekusinya sama berdua doang, saya sama Riska di luar," ucapnya. Dilansir dari , mereka adalah pasangan sesama jenis.
Sela merupakan pasangan dari Riska. Sedangkan Iki berlasangan dari Risma. Kapolresta Bandung, Kombes Pol Hendra Kurniawan memaparkan, kejadian ini berawal dari saudari ERS alias Iki (15) dan TGC alias Sela (19), menyewa mobil Grab dari Jakarta untuk tujuan Pangalengan Bandung. Namun, pelaku meminta untuk mampir ke daerah Jonggol, Kabupaten Bogor untuk menjemput temannya.
"Sebelum ke Pangalengan menjemput rekannya saudari AS alias Riska (20) di Jonggol Bogor, tujuan ke Pangalengan mentejemput KS alias Risma (18) karena mereka memiliki hubungan khusus," kata Hendra. Saat diperjalanan, pelaku dan korban sepakat akan membayar ongkos taksi online sebesar Rp 1,7 juta untuk biaya perjalanan. Namun, rupanya mereka tidak punya uang untuk membayar jasa perjalanan taksi online yang dikemudikan oleh korban.
Berawal dari situ, niat jahat pelaku pun muncul. "Tapi ternyata mereka tidak punya uang karena tidak punya uang kemudian sodara Iki dan Risma sepakat untuk menghabisi korban dengan cara menggunakan kunci inggris yang ada di mobil tersebut," kata dia. Kombes Pol Hendra Kurniawan menjelaskan, dua pelaku utama, yakni Risma dan Iki.
Risma yang membekap dan mencekik korban. Sementara itu, Iki yang memukul korban dengan kunci inggris. Sedangkan Riska membantu membuang jenazah korban dan Sela mengamankan barang bukti.
"Korban dipukul kepalanya kemudian sedikit goyang, kemudian dipukul lagi sebnyak 8 kali kemudian akhirnya meninggal," kata dia. Pelaku sempat mengalami Kecelakaan saat membawa kabur kendaraan milik sopir taksi online yang telah mereka bunuh tersebut. Satu diantara gadis lesbi ini mencoba melarikan diri dengan mengendarai mobil rampasan mereka.
Rupanya, mereka (pelaku,red) mengalami kecelakaan diwilayah Cikalong Cimahi. "Mereka (pelaku) tidak memiliki keahlian mengemudi, sehingga terjadi kecelakaan di Cikalong, Cimahi. Setelah itu kendaraan tersebut ditinggalkan begitu saja," ujarnya Kombes Pol Hendra Kurniawan. Menurutnya, penemuan mayat sang driver taksi online ini di tebing hutan pinus itu pada 30 maret lalu.
Polisi pun berhasil menangkap para pelaku setelah menemukan mobil korban yang ditinggalkan oleh para pelaku seusai mengalami kecelakaan. Menurutnya, baru seminggu pihaknya dapat informasi jika mobil korban ada di sana dan kebetulan ada cctv sehingga bisa diketahui siapa yang saat itu menggunakan mobil tersebut. "Dari sana kami bisa menemukan pelaku dan beberapa hari ini berhasil menangkap semua. Pelaku utama saudari Iki masih dibawah umur, jadi tak bisa ditampilkan," tuturnya.
Kasatreskrim Polresta Bandung, AKP Agta Bhuwana, mengaku, pihaknya mendalami motif para pelaku ini. "Setelah itu ditemukan bahwa memang ada hubungan spesial antara keempat wanita itu. Mereka berkomunikasi dan bertemu melalui aplikasi Her yang ada diandroid," kata dia. Agta mengatakan, berdasarkan para tersangka ini memang mereka awal bertemu aplikasi Her kemudian melanjutkan komunikasi di luar itu, dan bertemu.
"Empat orang ini merupakan dua pasang (lesbi) mereka saling mengenal sekitar 3 4 bulan," ucapnya. Agta menunjukan, aplikasi Her tersebut, ternyata aplikasi tersebut merupakan aplikasi chating bagi para Lesbi atau LGBT.