Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan secara virtual dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Gerindra, Sabtu (8/8/2020). Dalam sambutannya, Jokowi menyinggung 215 negara di dunia termasuk Indonesia tidak siap menghadapi pandemi Covid 19. Dimana pandemi Covid 19 menghadirkan situasi yang penuh ketidakpastian, krisis kesehatan, serta krisis ekonomi yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
"Tidak ada satupun negara yang siap dalam menghadapi krisis seperti ini. Lebih dari 18 juta penduduk dunia terinfeksi Covid 19 dengan 696 ribu kematian. Pertumbuhan ekonomi berbagai negara di dunia juga mengalami kontraksi yang dalam," ujar Jokowi secara virtual kepada peserta KLB Partai Gerindra, Sabtu (8/8/2020). Jokowi mencontohkan banyak negara yang perekonomiannya terdampak pandemi. Beberapa diantaranya yang cukup tinggi antara lain Perancis dengan minus 19 persen, India minus 18,9 persen, Inggris minus 17,9 persen, Uni Eropa minus 14,4 persen dan lain sebagainya.
Selain itu, Jokowi mengatakan IMF memprediksi bahwa perekonomian dunia akan mengalami krisis keuangan terburuk sejak depresi besar di tahun 1930. Menurutnya Indonesia harus sadar bahwa inilah situasi nyata yang sedang dihadapi hari ini dan memang persoalan yang tidak mudah. Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta bangsa Indonesia harus mampu mengatasi persoalan tersebut sendiri. Apalagi Indonesia adalah bangsa pejuang.
"Sebagai bangsa pejuang kita harus mampu mengatasi persoalan kita sendiri, dengan cara kita sendiri, dengan kemampuan kita sendiri, untuk mencapai kepentingan nasional mewujudkan tujuan besar bangsa kita Indonesia. Semangat inilah yang harus terus kita gelorakan saat menghadapi situasi yang sangat sangat sulit ini," kata dia. Lebih lanjut, Jokowi mengajak semua pihak untuk bersyukur di tengah situasi yang berat akibat pandemi. Karena keadaan ini menumbuhkan semangat gotong royong, saling membantu, dan saling berbagi beban antar berbagai elemen masyarakat. "Kita juga bersyukur muncul berbagai inovasi dari anak anak bangsa untuk menciptakan berbagai produk di bidang kesehatan yang sebelumnya lebih banyak kita impor," pungkasnya.