Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal, Jawa Tengah mengambil kebijakan local lockdown dengan cara menutup akses keluar masuk kota selama empat bulan ke depan. Kebijakan itu diberlakukan untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid 19) masuk ke Kota Tegal. Sementara itu, Anggota DPR RI Komisi IX Dewi Aryani menyarankan istilah lockdown untuk diganti karena membuat masyarakat panik.
Dewi Aryanimenyebut istilah lockdown agar diganti dengan kata karantina wilayah secara terbatas Menurutnya, penerapan kebijakan local lockdown ini dilakukan dengan tidak sepenuh hati oleh Pemkot Tegal. "Langkah yang diambil ekstrem, tetapi realisasinya setengah hati," ucapnyakepada wartawan, Jumat (27/3/2020), dikutip .
Dewi juga meminta kepala daerah lebih berhati hati dalam menerapkan kebijakan local lockdown seperti yang diterapkan Pemkot Tegal. Ia menambahkan, istilah lockdown seharusnya tidak digunakan oleh Pemkot Tegal. Lockdown itu yang berarti mengunci seluruh akses masuk dan keluar suatu daerah.
Terlebih, masyarat Tegal yang merasa panik dengan adanya kebijakan lockdown . "Kepala daerah harus mempertimbangkan banyak aspek, jangan gegabah mengambil kebijakan lockdown ," ujarnya. Lebih lanjut, Dewi menyarankan, pemerintah daerah setiap mengambil langkah kemanusiaan harus sesuai dengan aturan.
Selain itu, pemerintah daerah setiap merealisasikan sesuatujuga dipertimbangkan secara matang. Hal itu dilakukandemi keselamatan dan keamanan masyarakat. "Baik peraturan pemerintah pusat maupun peraturan perundang undangan yang ada."
"Apalagi, niat baik ini untuk menyelamatkan rakyat," kata dia. Dewi juga menyarankan, Pemkot Tegal mendata wilayah di masing masing daerah yang rentan terhadap penyebaran viruscorona. Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sekitar 500 unit beton movable concrete barrier (MCB).
Sedangkan Aparat Sipil Negara (ASN)juga turut menyumbang gajinya untuk kesiapan Kota Tegal jelang isolasi wilayah. Adapun ratusan beton itu digunakan untuk pembatas jalan yang bertujuan mengisolasi wilayah Tegal. Local lockdown itu akan mulai diterapkan selama empat bulanmulai Senin 30 Maret 2020 hingga 30 Juli 2020.
Dedy menuturkan, nantinya ada 49 titik di Kota Tegal yang ditutup akses keluar dan masuk wilayah. "Kita sudah menyiapkan." "Sudah dihitung kebutuhannya sedikitnya mencapai 500 beton MCB untuk menutup 49 sampai 50 titik di Kota Tegal,"ujar Dedy Yon di Balai Kota Tegal, Jumat (27/3/2020) malam, dikutip .
Menurutnya, isolasi wilayah sebagai salah satu langkah efektif untuk memutus rantai penyebaran virus corona di Kota Tegal. Dedy menambahkan, hal ini dilakukan agar mendorong masyarakat untuk menerapkan social distancing yang diimbau pemerintah. "Jalur nasional dan provinsi tetap buka, namun hanya melintas, tak boleh masuk."
"Karantina hanya untuk dalam Kota Tegal, agar masyarakat didorong sadar untuk tidak bisa keluar masuk seenaknya. Ini untuk mengamankan warga Kota Tegal," kata Dedy. Pemkot Tegal juga telah menyiapkan anggaran kebencanaan sebesar Rp 2 miliar. Selain itu juga akan menerimadana sukarela dari seluruh ASN dan anggota DPRD Kota Tegal.
Dedy menambahkan, ASN akan menyumbang gajinya untuk membantu masyarakat dalam penerapan local lockdown. "Pas gajian ASN dengan sukarela tanpa paksaan bersama DPRD menghimpun dana gotong royong untuk membantu masyarakat," kata Dedy, dikutip . Menurutnya, bantuan tersebut untuk warga yang terdampak isolasi wilayah sebagai upaya pencegahan wabah Covid 19.
Dedy berujar, dirinya sudah meminta Dinas Sosial untuk membantu warganya yang membutuhkan. "Saya sudah instruksikan Dinas Sosial harus segera untuk membantu masyarakat miskin, tidak mampu, atau yang membutuhkan dalam kondisi ini,"ungkap Dedy. Dedy memaparkan, Pemkot Tegal sudah mulai mempersiapkan kesediaan logistik.
Dirinya berkoordinasi dengan sejumlah pihak termasuk Perum Badan Urusan Logistik (Bulog). "Logistik kita sudah koordinasi dengan Bulog untuk pangan tiga sampai 4 bulan,"jelasnya.